
Sepanjang bulan desember 2019, IHSG cendrung bullish. Hal ini dikarenakan suatu kondisi yang terjadi setiap penghujung akhir tahun, yaitu window dressing. Window Dressing itu adalah suatu kondisi pada saat harga saham akan cenderung menguat di bursa efek atau bursa saham. dan kondisi ini biasanya terjadi pada akhir tahun.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya windows dressing ini, seperti pengaruh self-fulfilling prophecy dan usaha yang biasanya dilakukan manajer investasi dan emiten untuk mempercantik laporan keuangan mereka menjelang akhir tahun atau menjelang tutup buku. Berikut adalah beberapa informasi mengenai apa saja yang terjadi di bulan desember 2019
IHSG
Pada perdagangan bulan Desember 2019, IHSG ditutup pada awal bulan di level 6011.830 dan menguat hingga penutupan akhir bulan di level 6299.539 dengan mengalami kenaikan sebesar 287.709 atau naik sekitar 4,70%. IHSG sempat menyentuh level tertingginya dipenutupan 27 desember2019 di level 6.329.314. Tercatat bahwa IHSG pada bulan desember ini mayoritas menghasilkan kondisi uptrend yaitu 13 hari, dan hanya 6 hari mengalami downtrend.
Market Higlights
· Berkat Santa Claus Rally, IHSG Menguat 4 Hari Beruntun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), di zona hijau.Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,03% ke level 6.321,57. Per akhir sesi satu, apresiasi indeks saham acuan di Indonesia tersebut adalah sebesar 0,01% ke level 6.319,85. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,16% ke level 6.329,31.Apresiasi IHSG pada hari ini menandai apresiasi selama 4 hari beruntun. Saham – saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk / UNVR (+0,82%), PT Transcoal Pacific Tbk/TCPI (+8,26%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+0,45%), PT Astra International Tbk/ASII (+0,73%), dan PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,2).
Nilai transaksi harian yakni sebesar Rp 7,65 triliun dengan catatan asing masuk Rp 296,76 miliar di semua pasar
· Likuiditas ketat masih jadi tantangan saham perbankan kedepan
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan penurunan suku bunga acuan di November 2019 diprediksi berlanjut hingga akhir tahun. Sementara itu, saham-saham sektor perbankan cenderung tertekan kondisi likuiditas ketat. BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya sekali lagi di tahun depan. Sedangkan untuk tahun ini, tampaknya bank sentral masih akan sulit memangkas suku bunga lantaran likuiditas yang ketat.
Source: https://investasi.kontan.co.id/news/likuiditas-ketat-masih-jadi-tantangan-saham-perbankan-ke-depan
· Saham potensi delisting bertambah, bagaimana nasib investor?
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengumumkan tiga emiten yang berpotensi dihapus pencatatan sahamnya (delisting) dari papan perdagangan. Ketiga emiten tersebut adalah, PT Cakra Mineral Tbk (CKRA), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), dan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN). Dalam pengumuman bursa tertanggal 6 Desember 2019, Goklas Tambunan selaku Kepala Divisi Penilaian 3 dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI menilai ketiga saham ini telah memenuhi kriteria untuk dilakukan penghapusan saham di bursa. nvestor yang terlanjur nyangkut di saham-saham ini masih memiliki peluang untuk menyelamatkan diri. Sebab, saham-saham ini masih bisa diperdagangkan di pasar negosiasi. BEI akan mengumumkan tanggal efektif dan membuka perdagangan saham-saham ini di pasar negosiasi.
Source: https://investasi.kontan.co.id/news/saham-potensi-delisting-bertambah-bagaimana-nasib-investor
· IHSG menguat seiring aksi beli bersih asing
Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy) di pasar modal dalam negeri. Hal tersebut pun berpengaruh pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Senin (9/12) IHSG berada di level 6.193,79 atau menguat 0,11% dari sehari sebelumnya. Jika dibandingkan dengan periode 25 November-29 November, net foreign buy pada periode 2 Desember-6 Desember 2019 lalu mengalami kenaikan. Dari yang pekan sebelumnya berada di level Rp 479,68 miliar menjadi Rp 516,80 miliar. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan aksi beli bersih yang dilakukan oleh asing merupakan hal yang positif. Apalagi sebelumnya pasar modal telah tergerus berturut-turut oleh aksi jual beli.
Source: https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-menguat-seiring-aksi-beli-bersih-asing
· Mulai Kuartal I-2020, Investor Bisa Ikut RUPS Secara Daring
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan akan mulai mengimplementasikan e-proxy pada kuartal pertama tahun depan atau selambatnya semester I-2020. Sistem ini memungkinkan investor dapat berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secara daring (online) tanpa harus hadir di tempat pelaksanaan RUPS.Saat ini, investor harus memberikan surat kuasa yang dilengkapi materai dan tanda tangan basah kepada perwakilan yang ditunjuk untuk hadir pada penyelenggaraan RUPS. Untuk pengembangan tersebut, KSEI menggandeng Merkezi Kayit Kurulusu, lembaga kustodian Turki sebagai pengembang platform tersebut. Tak hanya itu, KSEI juga menunggu selesainya aturan untuk pengambilan suara secara elektronik, ini merupakan tahap lanjutan dari e-proxy.
Update Kalender Ekonomi Indonesia
| 02-12-2019 | Markit Manufacturing PMI act 48,2 (prev 47.7) |
| Inflation Rate YoY act 3.0% (prev 3.13%) | |
| Inflation Rate MoM act 0.14% (prev 0,02%) | |
| Core Inflation Rate YoY act 3.08% (prev 3,2%) | |
| Tourist Arrivals Yoy act 4.86% (prev 2.15%) | |
| 5-12-2019 | Consumer Confidence act 124.2 (prev 118.4) |
| 6-12-2019 | Foreign Exchange Reserves act $126.6B (prev $126.7B) |
| Property Price Index YoY Q4 act 1.90% (prev 1.90%) | |
| 10-12-2019 | Retail Sales YoY OCT act 3.6% (prev0.7%) |
| 12-12-2019 | European Council Meeting |
| 13-12-2019 | European Council Meeting |
| 16-12-2019 | Balance of Trade act $-1.33B (prev $0.17B) |
| Exports YoY act -5,67% (prev -6.14%) | |
| Imports YoY act -9.24% (prev -16,46%) | |
| 19-12-2019 | Motorbike Sales YoY act -8,3% (prev -2%) |
| Interest Rate Decision act 5% (prev 5%) | |
| Lending Facility Rate act 5.75% (prev 5.75%) | |
| Deposit Facility Rate act 4.25% (prev 4.25%) | |
| 23-12-2019 | Car Sales YoY act -9.9% (prev -9,5%) |
| 24-12-2019 | Loan Growth YoY act 8,59% (prev 6,53%) |
| 31-12-2019 | M2 Money Supply YoY act 7.1% (prev 6.3%) |
Stock of The Month

PT Metrodata Electronics Tbk (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang TIK dan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Perseroan didirikan pada 17 Februari 1983 sebagai salah satu perusahaan dalam kelompok usaha METRODATA yang telah berkiprah di bidang TIK sejak 1975. Sejak didirikan, Perseroan mengalami perubahan nama beberapa kali, dan terakhir pada 28 Maret 1991 namanya diubah menjadi PT Metrodata Electronics Tbk hingga sekarang.
Metrodata Electronics Tbk ini merupakan perusahaan yang sudah lama listing di Bursa efek Indonesia semenjak tahun 1990 dengan kode saham MTDL. Saham perusahaan ini menjadi topik yang menarik untuk di bicarakan karena saham perusahaan ini masuk dalam salah satu trending saham bulan desember 2019. Untuk Kinerja saham nya sendiri sejak IPO pada tahun 1990 bisa kita lihat mengalami kenaikan yang cukup baik.
Secara fundamental MTDL terlihat solid dengan mencatatkan Revenue Growth tiap kuartal naik di tahun 2019 ini, dengan kalkulasi dalam rentang 8 % – 14 % dari periode sebelumnya. Net income growth nya juga menunjukan kinerja positif dalam setiap kuartal dengan kalkulasi dalam rentang 32% – 37 % dari periode sebelumnya. Market Cap nya sekitar 4,59 T.
Secara Teknikal, semenjak IPO, MTDL secara garis besar dapat dikatakan uptrennd, dapat kita lihat pada grafik di bawah

Dalam 5 tahun terakhir MTDL tercatat mengalami kenaikan sebesar 27,8,58%, selain itu juga dalam 1 tahun terakhir saham perusahaan ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 116,18%, hal ini menunjukan bahwa saham ini berkinerja bagus dan terus menunjukan kenaikan yang diiringi kinerja yang baik dari manajemen perusahaan.

Di bulan Desember, Saham MTDL ini secara garis besar dapat kita lihat mengalami kenaikan yang cukup signifikan diiringi oleh siklus windows dressing yang terjadi, meskipun tak selalu uptrend . MTDL sempat menyentuh titik tertingginya di kisaran 2040 , dan hal ini terjadi 2 kali, walaupun pada akhirnya di penutupan perdagangan desember 2019 turun menyentuh level 1870. Di bulan Desember saham ini sangat menarik bagi investor karna tercatat mengalami kenaikan kurang lebih 7%, sehingga masuk jajaran saham trending yang menarik untuk di beli.
Berdasarkan analisis Fundamentan dan Teknikal tersebut, kami merekomendasikan sobat untuk memasukan saham ini ke watchlist kalian. Target price yang kami sarankan adalah 1740.
*Disclaimer : ON
IPO
Initial Public Offering atau yang biasa disingkat IPO, secara literal diartikan sebagai Penawaran Saham Perdana. Namun lebih jelasnya, IPO diartikan sebagai saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas untuk ditawarkan atau dijual kepada masyarakat publik.
Pada awal tahun 2019, Bursa Efek Indonesia (IDX) selaku tempat dimana saham di perdagangkan menentukan target IPO pada 2019 sebanyak 57 Emiten, Meskipun tak memenuhi target dengan hanya mendapatkan 55 Emiten baru, IDX mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan dimana, IPO IDX tertinggi no 1 di ASEAN dan tertinggi no 7 di dunia. IPO tahun 2019 ini tercatat dapat menghimpun dana sebesar Rp 14,78 triliun.
Di desember 2019 ini tercatat ada 7 perusahaan yang IPO di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
| 2 Desember 2019 | PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) |
| 5 Desember 2019 | PT Ifishdeco Tbk (IFSH) |
| 6 Desember 2019 | PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) |
| 10 Desember 2019 | PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) |
| 18 Desember 2019 | PT Putra Mandiri Jembar Tbk (PMJS) |
| 20 Desember 2019 | PT Uni-Charm Indonesia (UCID) |
| 23 Desember 2019 | PT Galva Technologies Tbk (GLVA) |

Tinggalkan komentar