Fundamental dan Tekhnikal Analisis Pekan Ini

Halo sobat investor, kembali lagi di website GIS FEB UIN Jakarta. So sobat investor kali ini kita akan membahas IHSG serta beberapa emiten saham. Yuk let’s Go!

Pasar Modal Indonesia selama periode 7 – 11 Desember 2020 mencatatkan pergerakan data perdagangan yang didominasi oleh tren peningkatan dan ditutup positif pada akhir pekan ini. Peningkatan tertinggi pada pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi harian yang mengalami peningkatan sebesar 12,46 persen menjadi 1.431,411 kali transaksi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang berjumlah 1.272,820 kali transaksi. Peningkatan selanjutnya datang dari rata-rata volume transaksi sebesar 4,64 persen menjadi 28,660 miliar saham dari 27,390 miliar saham pada pekan yang lalu.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan 2,20 persen dan berada pada level 5.938,329 dari posisi 5.810,483 pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian data kapitalisasi pasar bursa pekan ini juga ditutup meningkat sebesar 2,25 persen menjadi Rp6.910,151 triliun dari Rp6.758,210 triliun pada pekan yang lalu. Pada pekan ini hanya rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan yang mengalami perubahan sebesar 3,24 persen atau menjadi Rp19,042 triliun dari Rp19,680 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,307 triliun, sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp46,195 triliun.

IHSG tertekan setelah Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok di 2021. Cukai rokok akan dinaikkan rata-rata sebesar 12,5%. Dari luar negeri, sentimen datang dari lonjakan kasus baru penularan virus Covid-19 secara global serta ketidakpastian paket stimulus fisal di Amerika serikat (AS) di tengah mulai melemahnya pemulihan pasar tenaga kerja

Data mingguan initial jobless claims memperlihatkan bahwa jumlah orang di AS yang untuk pertama kalinya mencairkan tunjangan pengangguran bertambah 137.000 pada pekan lalu menjadi 853,000.

Mengutip data RTI, enam dari 10 sektor menghijau, antara lain sektor konstruksi naik 2,38%, sektor perkebunan menguat 2,10%, sektor tambang bertambah 1,22% dan sektor perdagangan menguat 0,99%.

Sedangkan sektor yang tertekan adalah sektor barang-barang konsumsi turun 2,56%, sektor manufaktur terpangkas 1,41%, sektor aneka industri tertekan 1,26% dan sektor infrastruktur merosot 0,21%.

Total volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 27,31 miliar saham dengan total nilai perdagangan mencapai Rp 19,66 triliun. Sebanyak 205 saham menguat, 266 saham memerah dan 157 saham stagnan.

Secara tekhnikal IHSG masih terjaga di jalur MA 5, MA 10, dan MA 20. Akan tetapi, ada resistence kuat di 5940. Kedepannya IHSG akan di proyeksikan koreksi sehat ke garis MA 20 dan melanjutkan kenaikannya.

Selanjutnya kita akan membahas beberapa Emiten dengan pendekatan analisis Fundamental dan Tekhnikal.

1. PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)

Fundamental Analisis PTBA

Price : 2810

EPS : 155

PER : 18.01x

PBV : 2.05x

DER : 48.29x

ROE : 10.53%

NPM : 13.40%

*Pertanggal 11 Desember 2020

Berdasarkan Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga kuartal III-2020 mengecewakan. Mengingat, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersih perusahaan pelat merah tersebut anjlok 44% menjadi Rp 1,7 triliun.

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan koreksi pendapatan bersih PTBA. Hingga September 2020, PTBA membukukan pendapatan bersih senilai Rp 12,8 triliun, turun 20,94% dari realisasi pendapatan bersih di periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp 16,25 triliun.

Akan tetapi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mempunyai proyek gasifikasi yang dapat menjadi proyek yang positif bagi PTBA. royek gasifikasi batubara milik PT Bukit Asam Tbk  (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, ditetapkan menjadi proyek strategis nasional (PSN). Penetapan ini seiring terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2020.

Untuk diketahui, Perpres Nomor 109 Tahun 2020 merupakan revisi Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dalam Perpres sebelumnya, proyek gasifikasi batu bara PTBA bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemical Inc. dimasukkan sebagai proyek prioritas nasional.

Tekhnikal Analysis
Berdasarkan Tekhnikal, PTBA berhasil menutup gap down di bulan juli, artinya PTBA mampu menembus resistence, Kemudian menembus lagi resistence ke dua dan sekarang sedang tes resistence di kisaran 2850. Berdasarkan analisa kami, PTBA akan tembus resistence keduanya tersebut karena beberapa sentimen positif seperti harga batubara yang meningkat. Maka, Kami sarankan PTBA dengan recommendation BUY dan TP di 3100

2. PT Aneka Tambang (ANTM)

Price : 1450

EPS : 46

PER : 31.27x

PBV : 1.84x

DER : 63.63x

ROE : 5.89%

NPM : 4.63%

*Pertanggal 11 Desember 2020

Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membaik. Emiten pelat merah ini mencatat penjualan Rp 8,81 triliun kuartal ketiga lalu.

Pencapaian tersebut lompat 119% dibanding kuartal sebelumya, Rp 4,02 triliun. Secara akumulatif penjualan ANTM periode Januari-September turun 26% secara tahunan menjadi Rp 18,04 triliun.

Penjualan emas masih menjadi kontributor utama penjualan, yakni sebesar 6,58 triliun atau setara sekitar 75% dari penjualan konsolidasi kuartal ketiga. Angka penjualan emas ini juga naik 170% dibanding kuartal kedua Rp 2,43 triliun. “Kenaikan tersebut sejalan dengan peningkatan volume penjualan emas dan permintaan terutama di pasar domestik,” ujar Sekretaris Perusahaan ANTM Kunto Hendrapawoko, Selasa (27/10).

Adapun penjualan emas sepanjang sembilan bulan tahun ini Rp 12,8 triliun, atau setara 72% dari penjualan konsolidasi. Angka ini turun 24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 17,05 triliun.

Selain itu, Sebanyak tiga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal bersatu untuk membentuk Holding Indonesia Battery. Holding ini ditujukan untuk pengelolaan industri baterai electronic vehicle (EV) di Indonesia secara terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

Ketiganya yakni Holding BUMN Pertambangan yakni MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum, Holding BUMN Migas PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

MIND ID juga akan melibatkan anak usaha di bawah naungan holding yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam Holding Indonesia Battery ini.

Terkait dengan rencana pembangunan pabrik baterai EV, Kementerian BUMN bahkan menyebut bahwa dua perusahaan kakap dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan yang merupakan produsen baterai EV untuk kendaraan listrik terbesar dunia, berminat masuk dalam proyek bernilai US$ 20 miliar (Rp 296 triliun, asumsi kurs Rp 14.600/US$) ini.

Tekhnikal Analysis
Secara tekhnikal ANTM sudah mencapai all time high. Namun, jangan khawatir selam berada di gari MA 5, MA 10, dan MA 20 ANTM masih terjaga di garis Up trend.
Kami merekomendasikan ANTM adalah HOLD dengan TP di 1600.

3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Fundamental Anaysis

Price : 9825

EPS : 453

PER : 21.69x

PBV : 4.25x

DER : 201.86x

ROE : 85.12%

NPM : 11.69%

*Pertanggal 11 Desember 2020

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berhasil mengantongi laba sebesar Rp3,96 triliun pada kuartal III-2020. Adapun, laba bersih perseroan naik 2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,88 triliun.

Penjualan neto ICBP di kuartal III-2020 sebesar Rp33,88 triliun atau naik 3,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp32,79 triliun, dengan laba per saham dasar Rp340.

Adapun penjualan perseroan terdiri atas, penjualan pihak ketiga dan penjualan pihak relasi. Penjualan pihak ketiga sebesar sebesar Rp8,80 triliun atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,65 triliun dan penjualan pihak relasi sebesar Rp25,09 triliun atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp25,13 triliun.

Indofood CBP Sukses Makmur mencatatkan adanya kenaikan beban pokok penjualan sebesar 0,16% menjadi Rp21,56 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,53 triliun. Selain itu, perseroan juga mencatat adanya kenaikan beban penjualan dan distribusi menjadi Rp4,16 triliun dari sebelumnya Rp3,95 triliun.

ICBP telah menyelesaikan transaksi akuisisi seluruh saham yang diterbitkan Pinehill Company Limited (PCL), maka laporan keuangan PCL dikonsolidasikan ke dalam kinerja keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2020, di mana Perseroan mencatat penjualan dan laba dari PCL untuk bulan September (selama satu bulan).

Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim mengatakan, di tengah kondisi pasar uang penuh tantangan sebagai akibat dari pandemi Covid-19, pihaknya dapat menjaga konsistensi pertumbuhan kinerja pada periode sembilan bulan tahun 2020 yang menunjukkan ketangguhan dan kemampuan untuk beradaptasi secara cepat.

Tekhnikal Analysis
Dari tekhnikal analysis ICBP masih terpantau sidewys di zona 9.500-10.600. Kami menyarankan ICBP dengan Rekomendasi BUY ON WEAKNESS dengan TP di 12.000

Refrensi :


Komentar

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai