HRUM (Harum Energy Tbk)
Fundamental
EPS : US$ 0,0127
PER : 37,77x
PBV : 3,85x
DER : 12,70%
ROE : 10,21%
NPM : 18,91%
Pada kuartal III 2020, Harum Energy membukukan laba bersih sebesar US$25,73 juta atau tumbuh 60,41% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 16,04 juta. Namun, pendapatan menurun sekitar 32% menjadi sebesar US$ 136,14 juta dari kurun yang sama tahun sebelumnya US$ 200,28 juta.
Sementara itu, Rencana Harum Energi berencana mengakuisisi tambang Nikel US$80,32 Juta melalui anak usahanya, PT Tanito Harum Nickel yang akan membeli 24.287 saham milik Aquila Nickel Ptd Ltd atau setara 51% dari seluruh modal PT Position, dengan nilai mencapai US$80,32 juta. “Tujuan dari transaksi ini adalah untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha di bidang pertambangan,” kata Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara melalui siaran pers, Selasa (2/2). Ia menegaskan, transaksi tersebut tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
Adapun Tahun ini PT Harum Energy Tbk (HRUM) optimis menargetkan kenaikan produksi batubara hingga sekitar 25% dibandingkan realisasi tahun lalu. Adapun realisasi produksi batubara HRUM di tahun 2020 berada di bawah 3 juta ton. Menurut Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara target ini dipasang dengan ekspektasi kondisi pasar batubara yang membaik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Teknikal

Secara teknikal, pergerakan HRUM masih menunjukkan tanda Uptrend yang masih terjaga dan belum memiliki tanda tanda pembentukan Lower Low. Selain itu, HRUM masih terjaga di level EMA 5 dan EMA 10 yang tentunya menujukkan arah trend yang masih sehat selama masih belum menembus level EMA tersebut. Ditambah lagi dengan stochastic yang masih bertahan di level 80 dan belum menunjukkan tanda-tanda adanya pembalikan arah maupun pembalikan trend.
HOKI (Buyung Poetra Sembada Tbk)
Fundamental
EPS : 16
PER : 17,65x
PBV : 1,04x
DER : 37,73%
ROE : 5,92%
NPM : 3,05%
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) membukukan laba bersih pada Quarter 3 2020 sebesar 28,6 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 sebesar 76,2 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 11.91 per lembar.
Sementara itu, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:4. Aksi korporasi tersebut telah mengantongi restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu (27/1). Direktur PT Buyung Poetra Sembada Tbk Budiman Susilo sempat mengungkapkan sebelumnya, aksi stock split dilakukan agar saham HOKI lebih terjangkau bagi investor, terutama investor ritel. Mengingat, jumlah investor ritel di bursa sedang bertumbuh saat ini. Selain itu, stock split diharapkan dapat mendorong likuiditas saham HOKI menjadi lebih baik.
Teknikal

Secara teknikal, HOKI masih memiliki trend yang menanjak untuk jangka pendek. Realisasi stocksplit yang ingin diadakan oleh HOKI menuai respon positif dari pasar dan menunjukkan saham HOKI yang mengalami lonjakan harga dan volume yang besar. Selain itu, level invalidation yang dimiliki HOKI cenderung terjaga dan tidak dapat tertembus dan mengindikasikan adanya optimisme market terhadap emiten yang satu ini. Akan tetapi, setelah realisasi stocksplit yang diadakan emiten harga saham HOKI cenderung melemah dan secara jangka pendek hal ini merupakan koreksi normal selama belum menembus harga 232.
ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk)
Fundamental
EPS : 453
PER : 18,98x
PBV : 3,72x
DER : 201,86%
ROE : 19,59%
NPM : 11,69%
Emiten produsen mie Instan Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), membukukan laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun pada periode sampai dengan 30 September 2020. Perolehan tersebut, naik 2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 3,89 triliun.
Sementara itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) telah merampungkan pembelian seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang dimiliki Fritolay Netherlands BV, afiliasi dari PepsiCo Inc (PepsiCo). IFL merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PepsiCo dan ICBP yang bergerak di bidang makanan dan minuman ringan. Adapun berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (17/6), ICBP membeli sebesar 49% dari total seluruh saham yang telah diterbitkan IFL dengan nilai transaksi Rp 494 miliar yang akan didanai oleh kas internal perseroan.
Menurut Corporate Secretary ICBP, Gideon A Putro, dilakukannya transaksi tersebut, IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo Inc setelah IFL menuntaskan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk merk milik PepsiCo. Aksi korporasi tersebut harus diselesaikan dalam waktu 6 bulan sejak dilakukan transaksi.
Teknikal

Secara teknikal ICBP masih mengalami downtrend yang ditandai pembentukan Lower Low yang baru dan kegagalan membentuk Higher High membuat market belum menaruh harga pada emiten yang satu ini. selain itu ICBP terus menerus menembus level supportnya dan yang terbaru baru saja menembus harga 8675.
EKAD (Ekadharma International Tbk)
Fundamental
EPS : 138
PER : 8,84x
PBV : 0,97x
DER : 13,48%
ROE : 10,97%
NPM : 14,44%
PT Ekadharma International Tbk (EKAD) membukukan laba bersih pada Quarter 3 2020 sebesar 72,3 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 sebesar 71,2 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 103.45 per lembar.
Teknikal

Secara teknikal, EKAD tengah mengalami sideways setelah mengalami Uptrend hingga bulan Juli 2020. Hal tersebut dibuktikan dengan range harga EKAD yang cenderung berada pada kisaran 1170 – 1310. Sementara itu, stochastic yang sudah berada di area overbought dan cenderung mengindikasikan EKAD akan mengalami koreksi menuju area support. Di tengah kondisi yang sideways tersebut belum membuat market tertarik karena belum ditunjukkan oleh volume yang meningkat.
KLBF (Kalbe Farma Tbk)
Fundamental
EPS : 58
PER : 27,48x
PBV : 4,36x
DER : 26,67%
ROE : 15,85%
NPM : 11,86%
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan laba bersih pada Quarter 3 2020 sebesar 2,03 triliun. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 sebesar 1,92 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 43.23 per lembar.
Sementara itu, KLBF Targetkan Pabrik Di Myanmar Operasional Pada Kuartal IV 2021. Demi menggenjot kinerja, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tengah menyelesaikan penambahan pabrik obat bebas dan obat resep di Myanmar dan dijadwalkan akan beroperasi di kuartal IV 2021. Menurut Presiden Direktur KLBF Vidjongtius, sejauh ini KLBF sudah menyelesaikan pembangunan fisik pabrik berupa penyelesaian pekerjaan instalasi mesin dan finishing untuk proses mendapatkan izin komersil. KLBF berharap kontribusi penjualan ekspor perseroan bisa bertumbuh antara 6% hingga 8%.
Hingga kuartal III 2020 KLBF mencatatkan penjualan ekspor hingga Rp 859,49 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 945,52 miliar. Adapun total penjualan KLBF sepanjang sembilan bulan pertama 2020 mencapai Rp 17,10 triliun. Pembangunan pabrik yang menelan biaya hingga Rp 300 miliar itu mempertimbangkan pasar Myanmar yang potensial karena penduduknya tengah berkembang. KLBF juga berharap, pabrik tersebut dapat melayani permintaan produk dari negara-negara di sekitar Myanmar nantinya. Asal tahu saja, sejauh ini produk KLBF dengan merek Mixagrip dan beberapa produk obat resep sudah menjadi market leader di negara seribu pagoda itu.
Teknikal

Secara teknikal, KLBF pun tengah mengalami sidewys yang cukup panjang sejak Agustus 2020 hingga Februari 2021. Di tengah kondisi distribusi vaksin yang ingin disalurkan di Indonesia justru tidak cukup mampu memberikan stimulus untuk mendongkrak harga KLBF. Akan tetapi di sesi perdangangan 19 Februari 2021 saham KLBF mendongkrak naik disertai volume yang tinggi sehingga mengindikasikan adanya potensi kenaikan harga dengan target terdekat pada 1695.

Tinggalkan komentar