Halo sobat investasi! Beberapa waktu lalu kita sempat membahas mengenai Technical Analysis, nah sekarang kita melaju ke pembahasan selanjutnya yaitu mengenai Fibonacci. Sebelumnya kalian udah tau belum apa itu Fibonacci? Kata Fibonacci sendiri diambil darai nama Leonardo da Pisa (Leonardo Fibonacci) beliau adalah seorang matematikawan dari Italia yang memperkenalkan hindu arabian numbers yaitu angka 1,2,3,… dst, angka ini ditemukan oleh Fibonacci yang mana pada waktu itu masih menggunakan angka romawi, gak kebayang banget kan ya sobat kalo sampe sekarang kita masih pake angka romawi pasti ribet banget dalam pencatatan akuntansi yang kita tau rata-rata angkanya udah melenihi 12 digit, dan kalo misalkan kita masih pake angka romawi mungkin akan lebih dari 12 digit. Pada saat itu Fibonacci melihat bahwa terdapat pengulangan (repetition) dalam kehidupan manusia, dan pengulangan tersebut dapat membentuk pola, yang mana apapun yang terjadi di alam semesta ini ada polanya dan pola tersebut diurutkan dalam sebuah angka.
Jadi tanpa basa-basi langsung aja yuk kita bahas lebih dalam mengenai “Fibonacci”. Fibonacci adalah barisan angka yang didapat dari penjumlahan angka sebelumnya, atau biasa disebut dengan deret Fibonacci. Nah sobat bisa perhatikan barisan angka berikut ini. 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, … dst. Seperti yang kita tau bahwa dua angka pertama yaitu 0 dan 1, dijumlahkan dan menghasilkan angka ketiga yaitu 1. Selanjutnya, angka kedua dan ketiga, yaitu 1 dan 1 dijumlahkan menghasilkan angka yang berada di urutan ke empat yaitu angka 2 dan seterusnya. Nah sobat tau gak kalo dalam konsep Fibonacci ini memiliki konsep yang menarik loh, apa itu konsep yang menarik dari Fibonacci? Yapsss jadi konsep yang menarik itu tidak lain adalah Fibonacci tidak lepas dari rasio emas atau golden ratio. Terus golden ratio itu apa? Golden ratio adalah hasil bagi dari angka-angka Fibonacci yang berdekatan memiliki proporsi yang hampir sama. Setidaknya dimulai dari bilangan keempat belas, yaitu 1,618 atau kebalikannya, yaitu 0,618.
Fibonacci biasanya digunakan untuk menentukan titik support yang merupakan batas bawah dan resistance yang merupakan batas atas pada pergerakan harga saham. Sederhananya, teknik analisa saham Fibonacci adalah garis yang ditarik untuk melihat potensi titik support dan resistance dari suatu saham. Dan garis-garis pada Fibonacci ini sebenarnya berfungsi sebagai alat bantu bagi trader dan cara menarik garis dalam Fibonacci pun ditentukan secara manual. Nah dalam menggunakan analisa Fibonacci ini ada beberapa poin yang harus dipahami, yaitu: Cara menarik garis Fibonacci yang benar, lalu menentukan tren, mengetahui level penting dalam Fibonacci, cara membaca support dan resistance pada Fibonacci. Biasanya dalam menentukan garis Fibonacci dilakukan dengan cara menarik garis dari titik swing high (titik tertinggi dalam chart) ke titik swing low (titik terendah dalam chart) atau sebaliknya.
Fibonacci berguna untuk mengukur titik-titik pembalikan tren dalam suatu grafik saham, titik pembalikan arah atau tren berarti terjadi saat awal tren naik berubah menjadi tren turun, tetap dalam grafik secara long-term chart tetap menunjukkan tren naik, atau saat awal tren turun mulai berubah menjadi tren naik, tetapi dalam grafik secara long-term chart tetap masih menunjukkan tren turun. Dengan demikian: Chart uptrend berada pada titik 0% berada di highest swing dan titik 100% berada di lowest swing. Sedangkan Chart downtrend berada pada titik 0% berada di lowest swing dan titik 100% berada di highest swing.
Begitulah kira-kira pembahasan mengenai Fibonacci kali ini ya sobat, tapi tetap saja segala sesuatu pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan kan. Nah dalam Fibonacci ini terdapat beberapa kekurangannya nih, yaitu trader yang hanya melihat grafik terkadang tidak tahu kondisi sebenarnya perusahaan, bahkan bisa jadi tidak paham apa core bisnis perusahaan tersebut karena tidak mempelajari nilai intrinsik perusahaan nya. Selain itu, karena mempelajari pola, maka dimungkinkan bertemu pola dengan hasil berbeda. Misalnya, salah satu pola menunjukkan jual, sementara lainnya belum atau bahkan beli. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa technician bisa berbeda pendapat, sehingga bila diskusi sangat mungkin memunculkan bias. Jadi gimana sobat? Kalian lebih suka analisa yang mana nih? So, semuanya bergantung pada sobat investasi ya karna dalam semua analisa tentunya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

Tinggalkan komentar