
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), telah melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2022. Harga penjualan saham IPO GOTO ditetapkan di angka Rp 338 per saham, angka ini mencerminkan kapitalisasi pasar diperkirakan mencapai Rp 400,3 triliun (US$ 28 miliar). Perseroan menawarkan 46,7 miliar saham baru Seri A, yang terdiri antara saham baru yang diterbitkan dan saham treasury dengan harga IPO tersebut. Dengan begitu total dana yang diperoleh GOTO hampir sebesar Rp 15,8 triliun.
Pada hari pertama IPO, saham GOTO sempat membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat satu persen pada pembukaan perdagangan 11 April 2022 ke posisi 7.355. Namun, kenaikan ini tidak berlangsung lama. Pada perdagangan 2 hari selanjutnya yaitu pada 13 April 2022, GOTO pun akhirnya terus mengalami penurunan hingga angka Rp 362. Hal ini terjadi karena banyak pembelian dari pihak ritel yang secara umum transaksinya bersifat jangka pendek. Investor ritel disebut ingin memanfaatkan aksi profit taking (ambil untung) dari proses pembelian di waktu IPO kemarin. Nah, selanjutnya bagaimana pendapat kalian mengenai saham ini?
Saat ini saham saham teknologi yang melantai di bursa bertumbuh semakin banyak, hal ini tentunya memberikan berbagai diversifikasi indeks saham di Indonesia yang pada akhirnya memberikan peluang lebih besar untuk pada investor dan trader untuk meraih profit di pasar saham. Tercatat, sektor IDX technology sepanjang tahun 2021 menguat 380,4%, jauh di atas return yang dihasilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yaitu sebesar 10%. Dari data ini dapat kita lihat dan ketahui bersama bahwa saham emiten berbasis teknologi menjadi primadona dalam sepanjang tahun 2021. Namun, perlu diketahui juga bahwa resiko dalam berinvestasi di saham cukup tinggi (high risk) sehingga kita perlu memperhatikan dan mempertimbangkan setiap risk & reward yang kita dapat dari membeli suatu saham. Melihat saham sektor teknologi di Amerika Serikat seperti TSLA dan GOOGL, saham teknologi saat ini cenderung lebih volatil dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, saham teknologi juga rentan terhadap perubahan suku bunga dimana adanya perubahan regulasi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan melihat keunggulan serta kelemahan industri industri di sektor teknologi, sebagai investor tentunya kita harus menentukan bagaimana trading plan yang harus kita terapkan supaya investasi yang kita lakukan dapat memberikan keuntungan di masa mendatang.
Sumber :

Tinggalkan komentar