
Untuk membuat keputusan investasi yang menguntungkan maka diperlukan kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa depan, karena lingkungan ekonomi makro ini merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari.
Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Apabila pertumbuhan ekonomi membaik maka daya beli masyarakat meningkat dan Ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya PDB maka berpengaruh positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan di mana hal ini merupakan sinyal yang baik untuk investasi.
Inflasi
Yang merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Tingkat inflasi yang tinggi berarti menandakan kondisi ekonomi terlalu panas di mana akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money) dan dapat mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Maka Apabila terjadi peningkatan inflasi merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal dikarenakan terjadinya peningkatan biaya produksi yang lebih tinggi daripada peningkatan harga yang dapat dinikmati perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan menurun. Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil, maka ini menjadi sinyal positif bagi investor.
Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan, dan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Maka investor akan lebih memilih investasi berupa tabungan ataupun deposito dan menarik investasinya pada saham.
Kurs Rupiah
Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku dan menurunkan biaya impor bahan baku untuk diproduksi, sehingga bagi perekonomian yang mengalami inflasi menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal yang positif.
Anggaran Defisit
Anggaran defisit dapat mendorong konsumsi dan investasi pemerintah di saat ekonomi sedang mengalami Resesi sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan, yang merupakan sinyal positif bagi investor. Sementara anggaran defisit dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar dan akibatnya akan mendorong inflasi hal ini merupakan sinyal ini negatif bagi investor.
Investasi Swasta
Investasi swasta dapat meningkatkan PDB sehingga dapat meningkatkan pendapatan konsumen di mana hal ini merupakan sinyal positif bagi pemodal.
Neraca Perdagangan dan Pembayaran
Apabila terjadi defisit neraca perdagangan dan pembayaran maka harus dibiayai dengan menarik modal asing dengan menaikkan suku bunga, di mana hal ini merupakan sinyal negatif bagi pemodal.
Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dilihat dari persentase total jumlah tenaga kerja yang masih belum bekerja. Dari sini kita dapat melihat bahwa sejauh mana kapasitas operasi ekonomi suatu negara dapat dijalankan. Jika tingkat pengangguran suatu negara tinggi Maka mencerminkan tenaga kerja yang merupakan faktor produksi utama dan kapasitas operasi ekonomi tidak termanfaatkan secara penuh.
Jadi gimana nih sobat investor? udah lebih paham tentang variabel-variabel makro ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara bukann?! >_< ^_^
Sumber referensi:
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Yogyakarta: PT Kanisius.

Tinggalkan komentar