
Sisihkan vs Sisakan (Cashflow Management)
Dalam menjalankan manajemen keuangan yang efektif, setelah menetapkan tujuan keuangan, sebaiknya alokasikan pendapatan sesuai dengan pedoman tertentu. Anda dapat membagi pendapatan ke dalam beberapa kategori sebagai panduan, misalnya, alokasikan sekitar 10% untuk kegiatan sosial, minimal 20% untuk investasi, dan maksimal 30% untuk melunasi cicilan utang. Sisanya, sekitar 40% dari pendapatan, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian.
Dalam perencanaan keuangan, menyisihkan pendapatan di awal dianggap lebih bijaksana dibandingkan dengan menabung sisa-sisa di akhir. Prinsip ini menekankan pentingnya menyisihkan dana sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditentukan, sehingga meminimalkan risiko pengeluaran berlebihan. Hal ini lebih baik daripada menghabiskan seluruh pendapatan tanpa rencana yang jelas, berharap akan ada sisanya untuk diinvestasikan atau ditabung, yang pada kenyataannya seringkali tidak terjadi.
Kebutuhan vs Keinginan (Skala Prioritas)
Skala Prioritas adalah hal yang wajar memiliki aspirasi dalam hidup, namun, ketika terdapat keterbatasan keuangan, bijaksanalah untuk menetapkan prioritas yang jelas terkait kebutuhan yang lebih esensial dalam mencapai tujuan finansial. Sebaiknya hindari mengambil utang demi memenuhi keinginan yang tidak sejalan dengan tujuan keuangan, karena hal ini dapat menyebabkan keadaan keuangan menjadi sulit.
Dalam manajemen keuangan yang baik, penting untuk dapat mengidentifikasi perbedaan antara kebutuhan pokok dan keinginan. Oleh karena itu, diperlukan penentuan skala prioritas untuk memastikan bahwa keputusan keuangan yang diambil mendukung tujuan yang lebih esensial. Hindarilah berutang untuk membiayai keinginan yang tidak sejalan dengan rencana keuangan, yang dapat berakibat pada kesulitan keuangan karena besarnya beban cicilan utang. berikut beberapa cara untuk menentukan skala prioritas:
- Menyusun perjanjian bersama dengan pasangan (jika sudah menikah) mengenai kebutuhan utama keluarga dan secara rutin mengevaluasi kebutuhan tersebut merupakan langkah yang penting.
- Memiliki pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan merupakan aspek kunci dalam manajemen pengeluaran.
- Penting untuk membuat skala prioritas guna meningkatkan kualitas hidup. Setelah menetapkan prioritas tersebut, baru kemudian merencanakan dan menyetujui hal-hal lain yang diinginkan atau dikejar, dengan memperhatikan kondisi keuangan yang ada.
- Manajemen uang seharusnya dilakukan secara bijaksana, mengikuti skala prioritas dan kemampuan keuangan. Dengan demikian, penggunaan uang dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan yang lebih penting, menjaga stabilitas keuangan dan kualitas hidup keluarga.
Utang Baik vs Utang Buruk
Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, terkadang diperlukan penggunaan utang, asalkan pastikan bahwa utang tersebut termasuk dalam kategori utang yang positif. Utang yang baik adalah utang yang sesuai dengan kapasitas pembayaran dan mampu meningkatkan produktivitas atau kualitas hidup. Contohnya, utang yang digunakan untuk membeli peralatan produksi guna meningkatkan pendapatan usaha, atau untuk membeli rumah sebagai tempat tinggal atau sewa.
Di sisi lain, utang buruk merujuk pada utang yang dapat memberatkan kondisi keuangan, biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif jangka pendek, seperti pengeluaran berlebihan untuk makanan, rekreasi, dan hiburan. Sebaiknya, hindari utang buruk, karena dapat memberikan beban dan potensi masalah keuangan, terutama bagi mereka yang sudah memiliki tanggungan keluarga.
Mengurangi Pengeluaran vs Menambah Pendapatan
Jika kita berencana untuk meningkatkan investasi atau memenuhi kebutuhan konsumtif seperti hiburan atau mengganti gadget, serta jika kita berada dalam kondisi keuangan yang cenderung rapat, prinsip dasar yang harus diterapkan adalah memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan. Disarankan untuk mengadopsi gaya hidup hemat, sehingga dapat mengalokasikan sebagian penghasilan untuk ditabung atau diinvestasikan.
Salah satu cara untuk menerapkan pola hidup hemat adalah dengan melakukan penghematan, misalnya mengurangi penggunaan listrik, hemat bahan bakar, atau menggunakan transportasi umum. Penting untuk menganalisis pengeluaran dengan cermat untuk mengidentifikasi biaya yang bukan prioritas dalam mencapai tujuan keuangan, sehingga dapat dikurangi. Dengan demikian, sebagian pendapatan dapat dialokasikan untuk ditabung atau diinvestasikan.
Jika sulit untuk menekan pengeluaran lebih lanjut, pertimbangkan untuk mencari tambahan pendapatan. Hal ini dapat membantu menciptakan sumber dana tambahan yang dapat digunakan untuk investasi atau memenuhi kebutuhan konsumtif yang diinginkan.
Penulis: Ilham Ananda & Fajri Ananda

Tinggalkan komentar